Sunday 11 December 2011

Psikologi Komunikasi


Pengaruh factor-faktor situasional pada persepsi interpersonal
Deskripsi verbal 
Menurut Solomon E. Asch, kata yang disebut pertama akan mengarahkan penilaian selanjutnya. Kata “kritis” pada rangkaian pertama mempunyai konotasi positif; pada rangkaian kedua, negative. Pengaruh kata pertama ini kemudian terkenal sebagai primacy effect.
Pada eksperimen yang lain Asch membagikan daftar A dan B menjadi 2 kelompok, yaitu:
Daftar stimuli A                                                           Daftar stimuli B
    Cerdas                                                                        Cerdas
    Hangat                                                                       Dingin
    Waspada                                                                      Waspada

Kedua daftar ini sama, kecuali yang kedua. Tanggapan terhadap A positif;orang yang murah hati, rendah hati. Tanggapan terhadap B negative;orang yang pelit, tidak bahagia dan tidak popular. Kata-kata hangat-dingin telah mewarnai semua kesan kita. Kata-kata ini merupakan central organizing trait. Menurut teori ini, ada kata-kata tertentu yang mengarahkan seluruh penilaian kita tentang orang lain. Walaupun teori Asch ini menarik untuk melukiskan bagaimana cara orang menyampaikan berita tentang orang lain mempengaruhi persepsi kita tentang orang itu, dalam kenyataan kita jarang melakukannya.
Petunjuk proksemik
Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan, istilah ini dilahirkan oleh Edward T. Hall. Hall membagi jarak kedalam 4 corak: jarak public, jarak social, jarak personal, dan jarak akrab.  Jarak yang dibuat individu dalam hubungannya dengan orang lain menunjukkan tingkat keakraban diantara mereka. Cara-cara menanggapi atau menyimpulkan sesuatu daru jarak interpersonal, YAITU:
Pertama, keakraban seseorang dengan orang lain dari jarak mereka, bila kawan kita selalu membuat jarak lebar dengan istrinya, kita menduga mereka bukan pasangan yang bahagia. Walaupun kawan kita telah meyakinkan kita bahwa mereka baik-baik saja, kita telah mempercayai percept yang kita peroleh secara proksemik, yakni dengan memperhatikan jarak.
Kedua, kita menanggapi sifat-sifat orang lain dari caranya orang itu membuat jarak dengan kita. Contonya misalkan kita bertamu kerumah teman, ia mempersilahkan duduk sementara ia duduk jauh dari kita. Maka kita akan menanggapi dia sebagai orang yang tidak begitu terbuka, dan kitapun akan berhati-hati berbicara dengan dia.
Ketiga, caranya orang mengatur ruan akan mempengaruhi persepsi kita tentang orang itu. Contohnya professor yang selalu membuka pintu kantornya lebar-lebar akan ditanggapi lebih terbuka daripada professor yang selalu mengunci kantornya.
Petunjuk Kinesik (kinesic cues)
Persepsi itu didasarkan pada gerakan orang itu, pada petunjuk kinesik. Beberapa penelitian telah membuktikan persepsi yang cermat tentang sifat-sifat orang dari pengamatan petunjuk kinesik. Suatu eksperimen yang menggunakan gambar-gambar kerangka (stick figure) dengan berbagai gerak, diperlihatkan pada subjek eksperimen. Persepsi mereka tentang perasaan, sifat, dan sikap gambar itu hampir seragam. Begitu pentingnya petunjuk kinesik, sehungga bila petunjuk-petunjuk lain (seperti ucapan) bertentangan dengan petunjuk kinesik, orang mempercayai yang terakhir. Karena petunjuk kinesik adalah yang palinh sukar untuk dikendalikan secara sadar oleh orang yang menjadi stimuli.
Petunjuk wajah
Diantara berbagai petunjuk nonverbal, petunjuk faisal adalah yang paling penting dalam mengenali perasaan personal stimuli ahli komunikasi nonverbal, dale g. leathers menulis: “wajah sudah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal. Inilah alat yang paling penting dalam menyampaikan makana…”. Ahli psikologi social sudah menemukan test untuk menangkap kepekaan emosi pada wajah orang lain yaitu FMST (facial meaning sensitivity test) – test kepekaan makna wajah.
Petunjuk paralinguistic
Paralinguistic yaitu cara bagaimana orang mengucapkan lambang-lambang verbal. Jadi jika petunjuk verbal menunjukkan apa yang diucapkan, petunjuk paralinguistic mencerminkan bagaimana mengucapkannya. Suara keras akan dipersepsi marah, tempo bicara yang lambat, ragu-ragu dan tersendat-sendat akan dipahami sebagai ungkapan rendah diri.
Petunjuk arifaktual
Meliputi segala macam penampilan sejak potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, tas dan atribut-atribut lainnya. Kita mengetahui bahwa seseorang memiliki satu sifat misalnya cantik atau jelek, kita beranggapan bahwa ia memiliki sifat-sifat tertentu misalnya periang; ini disebut halo effect. Bila kita sudah menyenangi seseorang, maka kita cenderung melihat sifat-sifat baik pada orang itu dan sebaliknya.
Pengaruh Faktor-Faktor Personal pada Persepsi Interpersonal
Disini perhatian kita akan dipusatkan pada factor-faktor personal yang secara langsubg mempengaruhi kecermatan persepsi, bukan persepsi itu sendiri.
Pengalaman
Di awal kita telah mempelajari FMST,Latihannya ternyata efektif yang sudah dilatih dengan FMST menjadi lebih cermat dalam melakukan persepsi. Hal ini menunjukkan pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi, pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal, pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi.
Motivasi
Upaya untuk mendeteksi pengaruh motivasi social terhadap persepsi telah menjadi tanda aliran “new look”. Motivasi yang pernah diteliti antara lain motif biologis, ganjaran dan hukuman, karakteristik kepribadian, dan perasaan terancam karena persona stimuli. Menurut Melvin Lerner, kita perlu mempercayai bahwa dunia ini diatur secara adil, setiap orang memperoleh apa yang layak diperolehnya. Jelas motif dunia adil ini sering mendistorsi persepsi kita.
Kepribadian
Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara pertahanan ego. Proyeksi adalah mengeksternalisasikan pengalaman subjektifsecara tidak sadar, contohnya maling teriak maling merupakan tipikal dari proyeksi. Orang yang banyak melakukan proyeksi akan tidak cermat menanggapi persona stimuli, bahkan mengaburkan gambaran sebenarnya. Sebaliknya orang yang menerima dirinya apa adanya, orang yang tidak dibebani rasa bersalah, cenderung menafsirkan orang lain lebih cermat.
Proses Pembentukan Kesan
Stereotyping
Ketika guru menghadapi murid-muridnya ia akan mengelompokan mereka pada konsep-konsep tertentu:cerdas, bodoh, pintar, cantik, rajin atau malas. Penggunaan konsep ini menyederhanakan begitu banyak stimuli yang diterimanya. Tetapi begitu anak-anak itu diberi kategori cerdas, persepsi guru terhadapnya akan konsisten. Semua sifat anak cerdas akan dikenakan kepada mereka. Inilah yang disebut stereotyping.
Implicit Personality Theory
Setiap orang mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa berkaitan dengan sifat-sifat apa. Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang ketika membentuk kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan, karena itu disebut Implicit Personality Theory.
Atribusi
Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne). Secara garis besar ada dua macam atribusi:atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.Menurut Heider (orang pertama yang menelaah atribusi kausalitas), bila kita mengamati perilaku social, pertama kita menetukan dahulu apa yang menyebabkannya; factor situasional atau personal;dalm teori atribusi lazim disebut kausalitas eksternal dan internal. Yang lebih terkenal yaitu teori Harold Kelley, kausalitas internal atau eksternal ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu: consensus(apakah orang lain bertindak sama dengan penanggap;konsistensi (apakah penanggap bertindak sama pada situasi lain; kekhasan;apakah orang itu bertindak yang sama pada situasi lain, atau pada hanya situasi ini saja.
            Menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne, kita akan memperhatikan dua hal dalam atribusi kejujuran, yaitu (1)Sejauh mana pernyataan orang itu menyimpang dari pendapat yang popular dan diterima orang, (2)sejauh mana orang itu memperoleh keuntungan dari kita dengan pernyataannya itu. Makin besar jarak antara pendapat persona stimuli dengan pendapat umum, makin percaya kita bahwa ia jujur (eisinger dan mills, 1968)
Proses pengelolaan pesan (Impression Management) 

Kesulitan persepsi timbul karena persona stimuli berusaha menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu untuk menimbulkan kesan tertentu pada diri penanggap. Aearving Goffman menyebut proses ini pengelolaan kesan.Kita sudah mengetahui orang lain menilai kita berdasarkan petunjuk yang kita berikan dan dari penilaian itu mereka memperlakukan kita. Untuk itu kita secara sengaja menampilkan diri kita seperti yang kita hendaki. Peralatan lengkap yang kita gunakan untuk menampilkan diri ini disebut front. Front terdiri dari panggung (setting), penampilan (appearance), dan gaya bertingkah laku (manner). Panggung adalah rangkaian peralatan ruang dan benda yang kita gunakan, contohnya ruang tamu kita berikan hiasan dinding, lampu, karpet dan lemari, disitu kita ingin memberikan kesan bahwa kita bukan petit bourgeouis tetapi betul-betul mewakili kelompok elit. Penampilan berarti menggunakan petunjuk artifaktual, contohnya jika kita menggunakan sepatu hak tinggi, rambut yang di set seperti Lady Di, maka kita ingin memberikan kesan bahwa kita gadis masa kini yang tidak perlu diragukan. Gaya bertingkah laku menunjukkan cara kita berjalan, memandang dan sebagainya.



No comments: